Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Sri Astuti: Atasi Sampah Perlu Campur Tangan Pemerintah

Kegiatan Reses Masa Persidangan ke – I Tahun Sidang 2025 Angggota DPRD Provinsi Bengkulu Dari Komisi IV, Hj. Sri Astuti. (f/t:Dian/MataDian.Com).

MataDian.Com – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, Hj. Sri Astuti menanggapi dengan serius permasalahan sampah ditengah masyarakat.

Sampah sangat menimbulkan efek jorok atau kotor di tempat pemukiman warga. Terutama sampah yang terdapat di bawah kolong-kolong jembatan, sehingga menimbulkan pemandangan yang sangat buruk.

Untuk itu, mengatasi masalah sampah sangat diperlukannya kesadaran dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, serta keikutsertaan atau campur tangan pihak Pemerintah agar terus melakukan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda)  tentang sampah di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan Hj. Sri Astuti, selaku Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu dari Komisi IV, pada acara reses Masa Persidangan ke – I Tahun Sidang 2025,  di Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu. Kamis, (27/02/2025) malam.

“Sampah sangat menimbulkan efek jorok ditengah masyarakat. Terutama sampah-sampah di kolong jembatan, yang terjadi pada musim hujan. Untuk mengatasinya perlu ikut campur tangan Pemerintah untuk mensosialisasikan Peraturan Daerah (Perda), ” ungkap Sri Astuti.

Dikatakan Sri Astuti, dengan terus dilakukannya sosialisasi Perda sampah oleh Pemerintah, otomatis semua aturan pasti ditegakkan. Seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) senantiasa harus aktif untuk mengambil sampah secara gratis. Karena menurut Sri, pengambilan sampah dengan melakukan pembayaran bisa mengakibatkan beban bagi masyarakat.

“Masyarakat maunya gratis. Karena bagi orang miskin, uang 35 ribu itu sangat memberatkan. Kalau bagi orang menegah ke atas, okelah. No problem. Tapi kalu untuk orang miskin yang beli beras aja dia susah, apalagi untuk membayar sampah,” jelas Sri Astuti.

Lanjut Sri Astuti, dengan terus dilakukannya sosialisasi Perda dan betul-betul ditegakan, ia sangat mengharapkan kepada Pemerintah, untuk kedepannya agar dapat menganggarkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh perangkat-perangkat para pekerja pengambil sampah.

“Mobilnya mumpuni, bak-bak sampah mumpuni, bila perlu memang àda langsung pengelolaan sampah. Pampes bisa jadi paping bok. Seperti di Bandung Jawa Barat itu sudah dikelola. Sampah-sampah Pampes bisa dikelola jadi Paling. Bengkulu, harus mau tidak mau juga bisa harus ikut cerdas untuk mengatasi sampah-sampah,” demikian Sri Astuti.

 

 

 

 

 

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Alaku