Berdiri: Kepala Dinas (Kadis), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Darma. Jumat, (12/07/2024). (foto: Dian/MataDian.Com).
MataDian.Com – Sejak tahun 2021, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu telah berkomitmen untuk mengurangi angka stunting di kota tersebut. Dalam rangkaian kegiatan rutin tahunan, upaya ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat umum dan tokoh masyarakat.
Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Darma, Photo Bersama Para Peserta Sosialisasi Penurunan Angka Stunting. (Dian/MataDian.Com).
Dewi Darma menyampaikan, bahwa Sejarah terbentuknya Dinas DP3AP2KB tidak terlepas dari penggabungan beberapa kantor, seperti Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan, yang kemudian disingkat menjadi DP3AP2KB.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Dinas DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Darma dalam sambutannya, pada acara Sosialisasi Penurunan Angka Stunting di Kecamatan Muara Bangkahulu. Jumat, (12/07/2024).
Nomenklatur baru pada tahun 2008 menambah tugas BKKBN terkait Keluarga Berencana, di mana penyuluh KB menjadi bagian integral dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Kini, kegiatan penyuluh KB tidak hanya terbatas pada penyuluhan lapangan, tetapi juga merangkap berbagai aktivitas yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Salah satu fokus utama adalah program Bangga Kencana yang bertujuan untuk menciptakan keluarga berkualitas.
Sosialisasi yang dilakukan mencakup berbagai kelompok, termasuk calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan anak di bawah dua tahun,” sampai Dewi Darma.
Dewi Darma juga menyampaikan, Pada tahun 2021, angka stunting di Bengkulu masih berada pada 22,1%, namun berhasil turun menjadi 12,9% pada tahun 2022 berkat sosialisasi dan intervensi yang konsisten. Program ini melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari anggota PKK, petugas kesehatan, dan kader masyarakat. TPK berperan penting dalam mendampingi keluarga berisiko dan memberikan edukasi serta layanan kesehatan yang diperlukan.
“Salah satu inisiatif yang diterapkan adalah skrining kesehatan bagi calon pengantin tiga bulan sebelum menikah melalui aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil). Skrining ini memastikan calon pengantin dalam kondisi sehat dan mempersiapkan mereka untuk kehamilan yang sehat. Jika ditemukan kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian, calon pengantin akan mendapatkan pendampingan untuk memastikan sertifikat kesehatan dapat diterbitkan sebelum menikah,” jelas Dewi Darma.
Dinas DP3AP2KB juga menekankan pentingnya pendampingan selama masa kehamilan dan pasca persalinan. Ibu hamil yang memiliki kondisi seperti anemia atau hipertensi mendapatkan perhatian khusus dari TPK. Setelah melahirkan, ibu juga didampingi dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai dan memastikan kesehatan anak melalui pemeriksaan rutin di Posyandu.
Posyandu tidak hanya berfungsi untuk anak-anak, tetapi juga menyediakan layanan kesehatan bagi remaja dan lansia, seperti pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di seluruh lapisan masyarakat.
Keberhasilan penurunan angka stunting di Bengkulu juga mendapatkan pengakuan dalam bentuk penghargaan seperti Dharma Karya Kencana. Namun, tantangan masih ada untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian ini. Dinas DP3AP2KB terus mengajak masyarakat, terutama tokoh agama dan tokoh masyarakat, untuk aktif berperan dalam upaya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya kesehatan keluarga.
“Keterlibatan aktif masyarakat dalam program pemerintah menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan bersama. Dinas DP3AP2KB berkomitmen untuk terus mendukung keluarga di Kota Bengkulu melalui berbagai program dan layanan yang inovatif dan berkelanjutan,” demikian Dewi Darma. (ADV)