Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Alaku Alaku

Dari Fatmawati hingga Ratu Samban: Menghidupkan Kembali Nilai Patriotisme di Bengkulu untuk Pembangunan Berkelanjutan

Dr. Rohidin Mersyah, MMA

MataDian.Com – Hari Pahlawan bukan sekadar perayaan simbolik tahunan; ia adalah seruan agar kita menyelami kembali arti sejati patriotisme dan intelektualisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peringatan Hari Pahlawan 2024 ini, khususnya di Provinsi Bengkulu, menjadi kesempatan untuk merenungkan peran nilai-nilai luhur ini dalam menjawab tantangan zaman.

Di tengah perubahan sosial yang pesat, ajakan untuk menegakkan patriotisme dan mengembangkan kecerdasan intelektual menjadi relevan untuk membangun masyarakat yang tangguh dan mandiri.

Dalam pertemuan bersama delegasi pemuda dari berbagai wilayah Bengkulu (10/11) di Lingkar Barat Kota Bengkulu, Rohidin Mersyah mengajak generasi muda untuk menjadikan perjuangan pahlawan lokal sebagai sumber inspirasi.

Menurut Rohidin, pahlawan-pahlawan dari berbagai penjuru Bengkulu—dari Mukomuko hingga Kaur—telah memberikan teladan dalam mempertahankan martabat bangsa.

Ia menekankan pentingnya kembali pada nilai-nilai luhur yang mereka wariskan, terutama di tengah godaan materialisme dan sikap apatis masyarakat modern terhadap isu sosial. Bagi Rohidin, nilai-nilai kepahlawanan ini adalah fondasi utama dalam membangun Bengkulu yang berdaya saing, mandiri, dan bermartabat.

Bengkulu memiliki jejak sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak sosok pahlawan dari provinsi ini yang mengorbankan diri melawan penjajah, melawan penindasan, serta menolak upaya perampasan identitas bangsa. Nama-nama seperti Ratu Samban dari Rejang dan Burniat dari Tanjung Terdana, Bengkulu Tengah.

Ratu Samban, adalah simbol perlawanan terhadap penindasan kolonial yang tidak kenal takut. Semangat juangnya melampaui batasan geografis dan waktu, menginspirasi generasi muda untuk mengangkat kembali semangat perjuangan demi mempertahankan nilai-nilai bangsa.

Kegigihan dan perjuangan Ratu Samban dalam mempertahankan tanah kelahirannya, serta kecintaannya yang mendalam terhadap Bengkulu, menjadikannya sosok yang layak untuk dikenang dan dihormati. Nama Ratu Samban tidak hanya sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga simbol semangat juang yang harus terus hidup dalam ingatan kita. Mengabadikan nama Ratu Samban sebagai Simpang Lima Ratu Samban di Kota Bengkulu adalah bentuk penghormatan yang tepat atas kontribusinya terhadap daerah ini.

Sebagai masyarakat Bengkulu, kita wajib menjaga dan merawat nama ini agar tetap melekat dalam hati dan sanubari setiap generasi, sebagai warisan yang penuh makna.

Burniat, di sisi lain, juga dikenal sebagai pejuang yang tak kenal lelah dalam melawan penjajahan, seorang sosok yang membuktikan bahwa keberanian dan tekad bisa menjadi senjata paling ampuh dalam menghadapi imperialisme. Burniat tidak hanya sekadar tokoh dalam narasi sejarah, tetapi juga adalah pahlawan sejati yang melawan ketidakadilan dengan penuh keberanian.

Namun, tidak hanya pada masa sebelum kemerdekaan, Bengkulu juga melahirkan pahlawan-pahlawan di era pasca-kemerdekaan yang tak kalah penting. Pahlawan nasional seperti Ibu Agung Fatmawati dan Hazairin berperan besar dalam mempertahankan NKRI. Ibu Fatmawati, sebagai penjahit bendera pusaka, memberikan simbol bahwa perjuangan tak harus selalu berwujud angkat senjata; setiap tindakan yang memperkuat semangat nasionalisme adalah bentuk perjuangan yang nyata.

Hazairin, seorang intelektual yang disegani, berjuang melalui gagasan-gagasan yang mengangkat harkat dan martabat hukum di Indonesia. Melalui pemikiran kritis dan semangat intelektualnya, Hazairin menunjukkan bahwa kemerdekaan bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari upaya menciptakan bangsa yang cerdas, mandiri, dan berdaulat.

Ajakan untuk menghayati kembali nilai-nilai yang diwariskan para pahlawan ini tidak sekadar untuk menghormati jasa mereka, tetapi juga menjadi landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan di Provinsi Bengkulu. Rohidin menekankan bahwa nilai patriotisme dan intelektualisme tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan kedua nilai ini sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan global, di mana identitas budaya dan nasional kerap diuji oleh derasnya pengaruh asing dan tren konsumtif. Menurut Rohidin, generasi muda harus mampu mengadopsi semangat kepahlawanan untuk berkontribusi pada pembangunan provinsi dengan cara yang kreatif dan inovatif.

Rohidin melihat bahwa tantangan pembangunan Bengkulu saat ini membutuhkan lebih dari sekadar pembangunan fisik; perlu ada pembangunan karakter, yang berpijak pada nilai-nilai patriotisme dan intelektualisme. Dengan tantangan global yang semakin kompleks, Provinsi Bengkulu memerlukan pemimpin dan masyarakat yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki jiwa patriotisme yang teguh serta kemampuan intelektual yang memadai.

Melalui peringatan Hari Pahlawan ini, Rohidin mengajak seluruh elemen masyarakat Bengkulu untuk bersatu dalam semangat yang sama: semangat membangun provinsi ini menjadi wilayah yang maju, mandiri, dan berdaya saing.

Peringatan Hari Pahlawan ini juga menjadi bagian dari visi Rohidin dalam mencalonkan diri sebagai pemimpin Bengkulu. Bila takdir kembali membawanya memimpin bersama pasangannya, Meriani, ia berkomitmen untuk menjadikan semangat patriotisme dan intelektualisme sebagai pilar dalam setiap kebijakan yang diambil.

Ia yakin bahwa dengan mengedepankan nilai-nilai ini, Provinsi Bengkulu dapat tumbuh sebagai provinsi yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan karakter dan kecerdasan intelektual.

Dalam peringatan Hari Pahlawan tahun ini, kita semua diingatkan akan pentingnya memaknai patriotisme sebagai semangat kebersamaan dan kecintaan pada tanah air, bukan sekadar retorika kosong. Melalui kerja keras dan dedikasi yang terus-menerus, kita dapat menciptakan Bengkulu yang mampu berdiri tegak di tengah tantangan nasional maupun global.

Semoga peringatan ini menjadi awal bagi terbangunnya masyarakat yang lebih sadar akan tanggung jawabnya terhadap negara, dan generasi muda yang siap menjaga dan mewujudkan cita-cita para pahlawan dengan semangat intelektual yang tinggi.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Alaku