Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Alaku Alaku

Ekonomi Bengkulu Diprediksi Tumbuh 4,9%

oplus_2

MataDian.Com – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, menegaskan pentingnya sinergi kebijakan moneter dan fiskal dalam membangun ketahanan ekonomi yang kuat. Hal ini disampaikan dalam sarasehan yang digelar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Bengkulu.

“Kita berharap melalui kegiatan ini akan terbentuk sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang melahirkan strategi untuk mempercepat pembangunan di Bengkulu, sehingga bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Wahyu, dalam Sarasehan Perekonomian Bengkulu, Senin (9/12/2024).

Wahyu memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada tahun 2024 diproyeksikan berada di kisaran 4,5-4,9 persen. Sementara itu, inflasi diperkirakan tetap terkendali pada angka 2,5 persen plus-minus 1 persen.

“Kalau ketahanan ekonomi kita baik, maka pertumbuhan ekonomi akan baik dan inflasi akan terjaga,” tambahnya.

Ketahanan ekonomi yang baik menjadi dasar untuk menjaga stabilitas inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam hal ini, BI Bengkulu berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan yang sejalan dengan pembangunan daerah, termasuk optimalisasi sektor unggulan seperti pariwisata dan UMKM.

Sarasehan ini juga menjadi momen penting bagi para pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah strategis dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan, termasuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong investasi.

Kolaborasi untuk Bengkulu
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kerja sama antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku ekonomi di Bengkulu. Dengan sinergi yang baik, Bengkulu diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Ekonomi Bengkulu Tumbuh Positif, Tapi Masih Di Bawah Rata-rata Nasional

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,57 persen (yoy). Meski positif, angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,95 persen (yoy). Bengkulu menempati posisi ke-6 dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dalam hal pertumbuhan ekonomi.

“PDRB nominal Bengkulu mencapai Rp25,82 triliun pada triwulan III 2024. Namun, secara spasial, kontribusi Bengkulu terhadap PDRB Sumatera hanya sebesar 2,08 persen, terendah di Sumatera. Terhadap PDB nasional, kontribusinya hanya 0,09 persen,” ujar Kepala Kanwil DJPb Bengkulu, Mohamad Irfan Surya Wardana, dalam konferensi pers, Senin (9/12/2024).

Menurut Irfan, ekonomi Bengkulu masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang memberikan kontribusi terbesar sebesar 29,91 persen terhadap total PDRB dan tumbuh 1,64 persen (yoy). Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 59,82 persen dari total PDRB, tumbuh 5,06 persen (yoy).

Baca Juga DLHK Bengkulu Dorong Program ATM Sampah di Sekolah untuk Tingkatkan Kesadaran Lingkungan
“Meski kontribusinya signifikan, pertumbuhan ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Bengkulu masih sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga dan sektor primer,” tambahnya.

Inflasi dan Deflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Bengkulu pada September 2024 mencatat inflasi sebesar 1,48 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,40 persen. Inflasi dipicu oleh kenaikan harga makanan, minuman, tembakau, serta sigaret kretek mesin (SKM). Namun, secara bulanan, Bengkulu mencatat deflasi sebesar 0,28 persen (mtm) yang disebabkan oleh penurunan harga cabai merah, tomat, dan bensin.

“Deflasi ini telah terjadi selama empat bulan berturut-turut sejak Juni 2024. Meski begitu, inflasi tahunan masih berada di bawah target nasional, yaitu 2,5 persen plus-minus 1 persen,” jelas Irfan.

Bengkulu mencatatkan perbaikan pada indicator kesejahteraan masyarakat. Tingkat kemiskinan turun menjadi 13,56 persen, meski masih tergolong tinggi. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun menjadi 3,11 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 4,91 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 190,15, dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) berada di angka 109,24, keduanya lebih tinggi dibandingkan angka nasional.

“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bengkulu terus menunjukkan peningkatan dan kini mencapai 74,30, mendekati rata-rata IPM nasional sebesar 74,39,” ungkap Irfan.

Sementara itu, realisasi pendapatan negara di Bengkulu hingga triwulan III 2024 mencapai Rp2,46 triliun atau 73,95 persen dari target, meningkat 6,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp11,69 triliun, tumbuh 11,40 persen.

“Peningkatan realisasi ini didukung oleh kenaikan gaji ASN, pelaksanaan tahapan Pemilu, dan kenaikan pagu transfer ke daerah,” jelas Irfan.

Dalam pemberdayaan ekonomi lokal, jumlah UMKM di Bengkulu tercatat mencapai 89.000 unit. Kanwil DJPb Bengkulu bersama stakeholder terkait terus mendorong pengembangan UMKM melalui pelatihan, fasilitasi akses permodalan seperti KUR, hingga digitalisasi pemasaran.

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM agar bisa naik kelas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” pungkasnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Alaku