Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Alaku Alaku Alaku Alaku

DP3AP2KB Kota Bengkulu: Penurunan Angka Stunting Terbaik se-Provinsi Bengkulu, Bahkan Secara Nasional

Sambutan Kadis DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma, M. Si Pada acara Kegiatan Orientasi Penurunan Angka Stunting. Kamis, 29 Februari 2024. (f/t:MataDian.Com)

MataDian.Com – Dengan logo “Berencana Itu Keren”.  Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu, berhasil dalam mengupayakan penurunan angka Stunting sebesar 9,3 persen. “Penurunan angka Stunting Kota Bengkulu menjadi terbaik se-Provinsi. Bahkan secara nasional”.

Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kota Bengkulu

Pada sebelumnya, Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Bengkulu Dewi Dharma, M. Si menyampaikan bahwa, Stunting di Kota Bengkulu dari angka 22,1 persen. Saat ini menjadi 12.9 persen. Berarti turun 9,3 persen. Terbaik se-Provinsi. Bahkan, terbaik secara nasional.

“Kita terbaik se-Provinsi Bengkulu. Dari 22,1 persen menurun menjadi 12,9 persen. Berarti turun 9,3 persen. Bahkan kita terbaik secara Nasional. Sedangkan nasional 14 persen. Kita 12,9 persen”, kata Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Bengkulu Dewi Dharma.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu, Dewi Dharma pada acara “Kegiatan Orientasi” Tim Pendamping Keluarga (TPK) Sembilan Kecamatan Di Kota Bengkulu Tahun 2024. Dengan tema “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting”. Berlangsung di Aula Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu. Kamis, 29 Februari 2024.

Dewi Dharma mengatakan, keberhasilan  capaian target turunnya angka Stunting  tersebut tidak terlepas peran serta dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kota Bengkulu, yang memang tidak menemukan anak-anak yang mengalami Stunting.Tetapi, berdasarkan data, anak-anak yang masih diberikan asupan makanan tambahan berasal dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) sebelumnya, yang sudah mengalami Stunting di tahun sebelumnya atau sebelum dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres).

“Jadi itu ada 56 anak, dari anak balita yang kita hitung dari tahun 2003 itu ada sekitar 8637 anak dibagi untuk 56, dapatnya 0,6 persen. Jadi tidak sampai 1 persen. Jadi kalau tidak sampai 1 persen artinya kita berhasil mendampingi keluarga-keluarga yang kita dampingi. Dari mulai calon pengantin, ibu hamil, pasca persalinan, dan badutan”, kata Dewi Dharma.

Namun demikian, Dewi Darma melanjutkan untuk pencegahan Stunting, Dinas DP3AP2KB melakukan pendampingan mulai dari anak remaja atau SMP. Karena dimulainya dari anak SMP, DP3AP2KB sudah mulai memberikan suplai berupa pil tambah darah setiap 2 Minggu sekali di sekolah-sekolah, agar kedepannya tidak ada lagi anak-anak keterbelakangan, sehingga terciptanya anak-anak yang begenerasi emas. (Dian)

 

 

 

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Alaku