MataDian.Com – Wakil Walikota Bengkulu Dr. Dedy Wahyudi, SE, M.M bersama Ketua Persatuan Serikat Marga Tionghoa dan Asosiasi Perhimpunan Batu Bara (PSMTI – APBB) Bengkulu, Kamis, (14/4/22) melakukan Penandatanganan Perjanjian kerja sama (MoU).
Penanda tanganan itu berupa Perjanjian kontrak kerja sama antara Palang Merah Indonesia (PMI) Kota dengan PSMTI serta APBB untuk jangka waktu 1 tahun ke depan.
Menurut Beby Husy dalam penyampaiannya, kerja sama ini dilakukan agar supaya pihak PSMTI, APBB bersama PMI Kota Bengkulu untuk selalu giat menyediakan stok darah bagi masyarakat dan jangan sampai berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Tentunya dalam penyediaan stok darah bagi masyarakat kita jangan sampai berkurang harus dilakukan edukasi kepada masyarakat agar gemar melakukan donor buat sesama yang lagi membutuhkan sekaligus melancarkan kegiatan Program PMI Kota.
“Setes darah sangat berarti bagi kehidupan Manusia,” ungkap Bebby Husy.
Maka dari itu, Bebby mengharapkan kepada masyarakat Bengkulu agar giat melakukan donor darah agar target kebutuhan darah di Kota Bengkulu akan tercapai.
Sementara itu Wawali Dedy Wahyudi menyampaikan meskipun kebutuhan darah di Kota Bengkulu lumayan tinggi namun ketersediaan stok nya cukup.
“Kebutuhan darah di Kota Bengkulu perbulannya sekitar 1200 sampai 1500 masyarakat yang membutuhkan, namun dari sekian banyak itu 100 rutin kita salurkan tiap bulannya,” jelas Wawali.
Ditambahkan Sutarman selaku Ketua Asosiasi Perhimpunan Batu Bara (APBB) Bengkulu juga mengatakan, kegiatan donor darah ini merupakan pekerjaan sosial harus kita dukung dengan sepenuhnya.
“Tidak gampang mengajak masyarakat itu untuk melakukan donor darah, perlu adanya edukasi dan rangsangan bagi mereka agar melakukan,” sampai Sutarman.
Maka dari itu guna mengajak masyrakat lakukan donor perlu rangsangan seperti diberikannya sembako, walau nilainya mungkin tidak seberapa, namun cukup.
Sutarman juga mengatakan, dalam pemberian sembako bagi masyarakat yang melakukan donor jangan dianggap sebagai tujuan, tapi hanya sebatas rangsangan saja.
“Tidak mudah untuk mengajak masyarakat melakukan donor, perlu adanya cara dan rangsangan bagi mereka untuk melakukan,” demikian Surarman. (Dian)